Pages

Selasa, 24 Maret 2015

Sampah Plastik Di Lautan Semakin Meningkat

Peningkatan Sampah Plastik Di Lautan

Studi ini merupakan pertama kalinya dalam hal memperkirakan jumlah sampah plastik yang memasuki lautan pada tahun tertentu. Jenna menciptakan kerangka kerja untuk menganalisis aliran limbah padat di seluruh dunia yang mudah diadaptasi oleh siapapun, hal ini digunakan untuk merencanakan strategi dan solusi yang paling mungkin. Sebelumnya, studi tentang polusi plastik di laut pertama kali pada awal tahun 1970-an. Sejak saat itu, tidak ada perkiraan ketat dari jumlah dan asal sampah plastik yang menyebabkannya memasuki lingkungan laut.
Sampah plastik merupakan masalah yang relatif baru, ditambah dengan larutan limbah yang saat ini juga menjadi masalah baru. Plastik pertama kali muncul di pasar konsumen sekitar tahun 1930-40an. Pengelolaan sampah tidak mulai mengembangkan infrastruktur terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan sebagian Asia sampai pertengahan tahun 1970-an. Sebelum waktu itu, sampah dibuang ditempat pembuangan sampah yang tidak terstruktur.
sampah plastik di laut
Sekitar 192 negara yang termasuk dalam model ini dianggap tidak memiliki sistem pengelolaan limbah formal. Pengelolaan limbah padat biasanya merupakan salah satu komponen infrastruktur teknik lingkungan kota yang harus dibahas dalam perkembangan suatu negara, termasuk air bersih dan pengolahan limbah. Limbah padat mungkin tampak tidak mengancam secara langsung pada manusia, sehingga tumpukan sampah plastik di jalan-jalan kota terlupakan untuk sementara waktu.
Dengan meningkatnya pendapatan nasional bruto di 192 negara tersebut, maka penggunaan plastik juga pasti meningkat. Pada tahun 2013, angka terbaru produksi resin plastik global mencapai 299 juta ton, meningkat 647 persen dari angka yang tercatat pada tahun 1975. Resin plastik digunakan sebagai bahan untuk membuat barang sekali pakai, seperti kantong plastik, botol minuman dan pembungkus.

Analisis Sampah Plastik Di 192 Negara

Dengan peningkatan produksi massal plastik, gagasan penanggulangan limbah terkandung hanya mengalokasikannya pada lahan beberapa hektar, pola pikir ini sebelum sampah plastik meningkat. Sekarang, di negara Amerika saja rata-rata menghasilkan limbah sekitar 5 per hari dengan 13 persen diantaranya adalah sampah plastik.
Sampah plastik diperkirakan berasal dari orang-orang yang tinggal sekitar radius 50 kilometer dari garis pantai. Di tahun-tahun itu, total sampah plastik berkisar 275 juta metrik ton berasal dari mereka yang hidup di 192 negara pesisir.
Menurut Jambeck, jumlah plastik yang bergerak dari darat ke laut setiap tahun mencapai 8 juta metrik ton, jumlah yang setara dengan menemukan lima kantong belanja plastik penuh pada setiap orang yang hidup sepanjang garis pantai di 192 negara. Dalam hal penentuan jumlah sampah plastik yang masuk ke laut, Jambeck membuat model dari semua sumber sampah laut.
Ilmuwan melihat semua puing-puing plastik memasuki laut dari darat dan jalur lainnya, tujuan ini untuk mengembangkan model untuk masing-masing sumber tersebut. Setelah mengumpulkan perkiraan kasar, maka ide itu muncul bahwa limbah salah urus dan limbah padat yang tersebar merupakan penyumbang terbesar sampah plastik di lautan.
Menurut Jambeck, antara 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik memasuki wilayah lautan, walaupun UU negara Amerika menyebutkan hanya menemukan sekitar 6350 hingga 245,000 metrik ton mengambang di permukaan laut. Saat ini, ilmuwan mengumpulkan data sampah plastik yang mengapung, ada banyak plastik berada di dasar laut dan disepanjang pantai seluruh dunia. Diperkirakan, dampak kumulatif sampah plastik di lautan akan mencapai 155 juta metrik ton pada tahun 2025, dan puncaknya diperkirakan sebelum tahun 2100.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About